Denganini maka iman lebih tinggi derajatnya dari pada Islam, setiap mukmin pasti muslim, tidak sebaliknya. (Majmu' Fatawa dan Rasail Ibnu Utsaimin: 4/92) Ayat yang tertera di dalam pertanyaan tadi sesuai dengan makna di atas, di dalam mensifati keluarga Nabi Luth -'alaihis salam- terkadang dengan iman dan terkadang dengan islam. Adabanyak pembahasan khutbah yang disampaikan dalam sebuah majelis. Salah satunya adalah khutbah Idul Fitri yang menyentuh hati. Biasanya khutbah Idul Fitri disampaikan di hari raya untuk meningkatkan keimanan bagi umat Muslim. Untuk menyampaikannya dengan baik, berikut salah satu contoh khutbah idul fitri singkat tentang evaluasi ibadah di 1 Iman Kepada Allah Mengenal kepada Allah adalah hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beragama. Bermula dari mengenal Allah maka kita akan mengenali diri kita, sebagaimana sebagaian atsar shahabat. Dari penganalan terhadap Allah itulah, keimanan dan ketakwaan kita akan meningkat. Oleh Ustadz Adi Hidayat KEIMANAN dan ketakwaan merupakan dua komponen penting yang mesti dimiliki setiap diri umat muslim. Bulan Ramadan bisa dijadikan sebagai momen untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Namun, keimanan dan ketakwaan tidak hanya meningkat di bulan Ramadan saja, melainkan di bulan-bulan lainnya. Seseorang yang hendak menunaikan ibadah puasa, maka Allah SWT memberikan kelompokkami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apa pengertian iman? 2) Bagaimana wujud iman? 3) Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman? 4) Apa pengertian takwa? Lukmanjuga menjelaskan bahwa ketakwaan manusia bisa di ukur. Berdasarkan 6 aspek analisis pengukuran yaitu; keimanan yang mendalam kepada Allah Swt. dan rukun iman lainnya, keyakinan dalam berdamai berdasarkan pengetahuan, kesadaran hidup adalah ujian, cinta Allah Swt. dan Rasulullah Saw. DHR02. Masalah keimanan merupakan sendi dan pilar utama bagi kehidupan seorang Muslim. Karena itu, penting sekali bagi kaum Muslimin mempelajari, memahami, dan menambah wawasan keimanan yang ditulis oleh Dr Muhammad Na’im Yasin ini merupakan salah satu referensi penting tentang keimanan. Penulis yang menyajikan bukunya dalam bentuk tanya jawab ini bertujuan memudahkan pembaca dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan keimanan. Sebab, menurut hemat penulis, metode tanya jawab ini sederhana, praktis, mudah, dan dapat menyampaikan pesan secara singkat namun sarat menegaskan bahwa iman itu mencakup ucapan dan perbuatan, ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan, serta amal anggota tubuh. Iman pun bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Secara keseluruhan, buku ini terdiri atas 200 tanya jawab. Penulis membagi bukunya menjadi tiga bab. Bab pertama, rukun iman, yang terdiri atas rukun iman. Yakni, iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada para nabi dan rasul, iman kepada Muhammad SAW, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada hari akhir, serta iman kepada qadha dan qadar ketetapan dan takdir Allah.Dalam bab pertama ini banyak sekali pertanyaan penting tentang keimanan yang kerap ditanyakan oleh kaum Muslimin. Misalnya, apa arti tauhid rububiyah, apa arti tauhid uluhiyah, dan apa penjelasannya. Apa hubungan antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah, dan apa urgensi tauhid dengan Asmaul Husna, mengapa dinamakan “al-Husna”, dan berapakah jumlah bilangan Asmaul Husna. Terkait malaikat, pertanyaan yang muncul, antara lain, dari materi apakah malaikat diciptakan, apakah malaikat mempunyai kemampuan untuk berubah bentuk, misalnya menjadi manusia. Dan, apakah malaikat mempunyai jumlah kedua mengupas hakikat iman yang diuraikan menjadi hakikat iman. Dan, ketika seorang kafir menjadi mukmin, beserta tata cara memeluk agama Allah. Di dalamnya termasuk pertanyaan-pertanyaan, seperti apa arti iman. Apa faktor-faktor penting dalam meningkatkan iman dan kapan orang kafir menjadi ini berakhir di bab ketiga yang membahas hal-hal yang dapat membatalkan iman. Pertanyaan yang paling penting adalah apakah ada kaidah yang menjadi parameter keluarnya seseorang dari koridor iman. Sebagai rangkuman, buku ini dilengkapi dengan tabel di akhir bab. Hal itu memudahkan pembaca dalam memahami intisari dari setiap pembahasan. Judul 200 Soal Jawab tentang KeimananPenulis Dr Muhammad Na’im YasinPenerbit Darus SunnahCetakan I, Agustus 2012Tebal xx + 352 hlm BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 090209 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d81df05ee31b8f4 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semakin berkembangnya dunia ketika ini selain berdampak positif, juga berdampak negatif. pada kehidupan terkini ini, iman serta taqwa sangat dibutuhkan buat menguatkan landasan hidup bagi manusia. tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan iman dan ketaqwaan mereka dalam kehidupan. Sedangkan mereka sendiri mengaku menjadi umat Islam yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. Mereka sibuk mencari kepuasan serta kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materi dibandingkan dengan kebutuhan rohani. seluruh rela mereka korbankan hanya untuk memenuhi hawa nafsu mereka. Lalu bagaimanakah implementasi Iman dan Takwa di kehidupan modern?Iman ialah membenarkan menggunakan hati, mengikrarkan menggunakan mulut dan mengamalkan dengan anggota badan."Membenarkan menggunakan hati" maksudnya mendapatkan segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam."Mengikrarkan menggunakan mulut" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadun Rasulullah" tidak terdapat sesembahan yang hak kecuali Allah serta bahwa Muhammad adalah utusan Allah."Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya pada bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinyaTakwa merupakan takut dan selalu menjaga dri untuk tidak terjerumus pada perbuatan dosa, mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi khalifah di muka bumi dengan jalan menenunaikan kewajiban yang harus diembannya dengan penuh kesungguhan, kejujuran, serta wujud dari Iman dan Takwa?Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga terikat dengan aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim berarti meyakini serta melaksanakan segala sesuatu yang diatur pada ajaran Islam. Sedangkan menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, adalah salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. karena taqwa adalah sebaik-baik bekal yang harus kita peroleh pada mengarungi kehidupan bagaimanakan pembentukan sebuah Iman?Pada dasarnya, proses pembentukan iman. Diawali dengan proses perkenalan, mengenal ajaran Allah merupakan langkah awal pada mencapai iman kepada Allah. Jika seorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman pada Allah. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan pula perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seorang bisa saja seseorang yang benci sebagai suka. Seorang anak wajib dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah serta menjahui larangan Allah supaya kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah. Selanjutnya, tahukah Anda, apakah korelasi antara Keimanan dan Ketakwaan? Korelasi antara keimanan dan ketakwaan adalah pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis ialah tahuid yang membahas tentang keesaan Zat, sifat dan Perbuatan Tuhan. Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah berhubungan dengan amal serta ibadah insan. Tauhid praktis merupakan penerapan dari tauhid toritis. seperti dengan istilahlain, tak ada yang disembah selain Allah, atau yang wajib disembah hanyalah Allah semata yang menjadikan-Nya kawasan tumpuan hati dan tujuan gerak langkah. Oleh sebab itu, seseorang baru dinyatakan beriman serta bertakwa, bila telah mengucapkan kalimat tauhid serta dengan mengamalkan semua perintah Allah serta menjahui Iman dan Takwa di Kehidupan Modern. Sebelumnya tahukah Anda problem, tentangan dan resiko di kehidupan modern? Problem, tantangan dan resiko di kehidupan modern adalahPenemuan Teknologi, berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beragam penyakit, hingga belum lagi pada tingkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan pemanasan global akibat rumah bidang ekonomi, problem kapitalisme-kapitalisme telah melahirkan manusia yang konsumtif, materialistik dan moral, Globalisasi pada hakikatnya adalah Westernisasi, berupa penanaman nilai-nilai Barat yang menginginkan terlepasnya ikatan-ikatan nilai moralitas agama. Sekularisme, kondisi ini menghasilkan split personality, seseorang bisa berkepribadian ganda, pada saat yang sama ia bisa menjadi seorang koruptor misalnya, meskipun ia juga dikenal seorang yang rajin beribadah. Hal ini terjadi karena urusan dunia adalah dunia dan tidak harus diakitkan dengan keilmuan, faham dalam bidang keilmuan yang menggunakan tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental dan terukur. Sesuatu dikatakan benar apabila memenuhi kriteria Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern adalah menjadi dasar sekaligus menjadi inspirasi bagi kemajuan, selain itu juga sebagai; 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Sahabat Islam sekalian yang insyaAllah dirahmati oleh Allah Swt, berikut adalah artikel singkat yang yang diharapkan semoga dapat menjadi acuan untuk diri pribadi dan juga orang lain dalam proses meningkatkan keiman dan ketaqwaan kita dikehidupan sehari-hari, berikut ini adalah ulasannya 1. Pembinaan Iman Kata pembinaan menurut Etimologi berasal dari kata “ bana “ yang berarti membangun, sedangkan kata “ binaan “ berarti Pembangunan. Apa bila iman di artikan sebagai pandangan dan sikap hidup maka pembinaan iman berarti membina atau membangun manusia seutuhnya. Seperti halnya dengan cinta yang timbul melalui proses, mulai dari saling mengenal, kemudia meningkat menjadi senang, rindu yang di ikuti dengan berbagai konsekuensi. Demikian pula halnya dengan Iman. Iman juga melalui proses seluruh factor yang mempengaruhi manusia sejak ia masih didalam kandungan sampai disaat dimana seorang berada lahir akan berpengaruh kepada keimanannya. Proses kelahiran manusia di awali dengan “nutfah” spermatozoid yang di produksi oleh organ laki laki. Setelah bertemu dengan “ buwaidlah “ ovum dalam rahim wanita. Lalu nutfah tersebut meningkat menjadi “ alaqah “ darah yang menggumpal selanjudnya menjadi “ mudqhah “ gumpalan daging lalu di lengkapi dengan tulang belulang dan organ – organ lainnya. Setelah seluruh organ biologisnya terbentuk maka di tiupkanlah di masukkanlah RUH roh di dalamnya pada saat sang bayi lahir. Proses tersebut bukan hanya menyangkut soal organ tubuh saja melainkan juga menyangkut fisik dan psikisnya. Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi jiwa yang di yang mengandung juga tak lepas dari pengaruh suaminya. Karena itu secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup seorang suami pun berpengaruh terhadap fisik dan psikis janin yang ada di dalam kandungan sang ibu. Oleh karena itu jika seorang ibu kelak menginginkan anaknya menjadi seorang mukmin maka hendaknya seorang suami istri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang di perintahkan oleh Allah SWT. Pada dasarnya anak lahir tidak di sertai dengan ilmu, ia hanya di lengkapi dengan indra pendengaran, penglihatan, dan beberpa indrawi lainnya, dari sarana itu manusia mampu menanggapi pengaruh dan informasi yang ada dilingkungannya dan segala sesuatu di lingkungannya itulah yang juga selanjudnya dapat mempengaruhi sikapnya. “Fitrah ilahiyah” yang di bawanya sejak di dalam rahim ibunya, memerlukan pemupukan yang berkesinambungan, benih yang unggul apa bila tidak di sertai pemeliharaan yang intens besar kemungkinan menjadi punah demikian pula halnuya dengan benih iman, berbagai pengaruh akan diri seseorang akan mengarahkan ke kepribadian seseorang, baik pengaruh yang datangnya dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan atau lingkungan lain, termasuk benda benda mati, seperti, cuaca, tanah, air dan lingkungan flora serta faunanya. Seseorang yang sejak lahir hidup di lingkungan hutan, maka corak kepribadian yang mewarnai dirinya adalah kepribadian manusia untuk menanggulangi liku-liku hidup di hutan amat lincah dan terampil. Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung maupun tidak, amat berpengaruh terhadap iman seseorang, tingkah laku orang tua dalam rumahtangga senantiasa memberikan contoh dan teladan bagi anak-anak , tingkah laku yang baik ataupun buruk, akan pula di ikuti atau di tiru oleh anak – anak. Dalam hal ini Nabi Bersabda “ setiap anak , lahir membawa fitrah, orang tuanyalah yang berperan untuk menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Pendidikan dalam rumah tangga amatlah penting, hendaklah apa yang berada di dalam rumah itu di teliti baik- baik, entah itu perabotan, hiburan, hingga alat – alat dapur dan mainan karena segalanya dapat berdampak bagi anak – anak didalam suatu kebiasaan dalam rumah tangga, apakah itu berdambak negative ataupun ataupun positif . demikian juga makanan yang akan diberikan kepada anak, apakah tu baik halal atau bururk haram . Hal- hal yang menunjang kearah yang positif hendaklah dipertahankan dan sebaliknya yang mengundang hal-hal negative hendaknya dibuang atau paling tidak di kurangi. Orang tua yang menghendaki anaknya menjadi pencinta Alquran, maka sesuatu yang mnunjang kea rah itu hendaklah di ciptakan sehingga menjadi terbiasa dengan suasana yang mewarnai rumah tangganya, seperti, suara kaset-kaset alquran, hiasan dinding dan lain-lain yang bertuliskan ALquran. Sebaliknya hiburan anak anak seperti video, kaset dan lain2 yang amat berpengaruh contohnya film perang perangan, mula mula anak hanya menginginkan alat alat yang ada di dalam film tersebut seperti pistol, pedang, tombak dll, setelah memasuki usia dewasa alat alat yang berupa mainan akan dig anti dan ditinggalkan menjadi alat yang sebenarnya. Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demiakian, diawali dengan proses perkenalan yang sekaligus diirangi dengan latihan pengamalan kemudia meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah, jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan mempraktikkannya amak orang tersebut tidak mungkin akan beriman kepadanya, dan jika seseorang tidak mempelajari Alquran maka tidak mungkin ia menjadi mukmin yang baik. Sekedar mengenal ajatan allah belum tentu bisa dikatakn beriman dan mungkin kebalikannya akan justru berbalik membencinya, hal ini seperti dinyatakan dalam QS. Al- Baqarah 2 146 bahwa orang yahudi itu mengenal Nabi Muhammad berarti mengenal ALquran ibarat kenalnya orang tua terhadap anaknya. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Artinya Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al Kitab Taurat dan Injil mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Orang orang yahudi tersebut setelah mengenal Alquran ia kufur atau menantang seperti yang dinyatakan dalam QS. An-Nisaa’ 4 46 yang berbunyi مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا Artinya Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan mereka mengatakan pula "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan mereka mengatakan "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Maka berdasarkan ayat ayat di atas hendaklah seorang anak diperkenalkan dengan ayat ayat Alquran karena bagaimana mungkin seorang anak bisa menjadi mukmin yang baik jika tidak mengenal kitab Suci Alquran. Di sampign proses perkenalan maka proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, Karena dari kebiasaan itulah seorang anak yang bermula dari kebenciannya bisa berubah menjadi senang dan dibiasakan pula untuk senantiasa melaksakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selama manusia masih hidup maka kemungkinan untuk menerima barbagai pengaruh tetap terbuka. Anak yang lahir dari keluarga yang baik-baik belum tentu selamanya akan baik pula dan sebaliknya sikap yang negative dapat berbalik menjadi positif jika yang positif mampu mempengaruhi yang antara baik dan buruk didalam kehidupan manusia akan terus terjadi sepanjang hayatnya,namun berapa besarnyapun hambatan dan rintangan yangt di hadapi oleh manusia apa bila niatnya kokoh Lillahi taala maka rintangan tersebut pasti dapat di lalui, bercermin pada perjuangan dan rintangan yang di hadapi oleh Nabi Besar Muhammad SAW dalam menggapai ajaran Allah dan menyampaikannya. Di antara tantangan itu ada yang datang dari familinya dan ajaran ajaran nenek moyang, pola pikir tradisional, rasialisme, dan materialisme pada masa itu, suatu ketika Rasulullah pernah mendapatkan Bujukan dari kaum Quraisy, yang menyatakan akan memberinya harta berapapun yang dikehendakinya serta jabatan atau wanita yang di inginkannya asalkan nabi menghentikan dakwahnya tersebut. Namun Rasullah menolaknya meski akan menghadapi tantangan yang lebih berat daripada itu. Tantangan yang awalnya bersifat bujukan akhirnya meningkat menjadi Fitnah ancaman fisik maupun Ekonomi namun dengan keteguhannya tantangan demi tantangan dapat dilaluinya. Sahabatnya nabi Umar Bin Khattab yang dulunya berpikir Negatif tentang dakwah nabi akhirnya berubah menjadi Pemikiran yang Positif setelah mendengar langsung dari nabi Muhammad tentang ajaran ajaran allah terhadap manusia. Mengenal ajaran Allah secara tepat dan benar merupakan pengantar untuk menjadi mukmin dan sebaliknya kekeliruan memahami ajaran Allah akan berakibat fatal, bahkan lebih fatal dari pada tidak mengetahuinya dama sekali. Dan salah satu contoh penistaan yang dilakukan para umat Yahudi terhadap Ajaran Allah adalah dengan cara memutar balikkan pengertian di dalam Alquran dengan tujuan agar para pengikut nabi Muhammad dan Alquran salah kaprah dalam beriman. Oleh karena itu seorang cendikiawan haruslah berhati hati terhadap usaha – usaha yang dilakukan oleh Yahudi melalui agen – agennya. Pengertian iman yang yang semestinya sebagai pandangan dan sikap hidup yang ruang lingkupnya meliputi Qalbu,ucapan dan perilaku di persempit dan dipotong sehingga menjadi percaya, yang asal hatinya mengakui ia dinyatakan sebagia orang yang beriman walaupun tindak tanduknya bukan berdasarkan dengan ajaran Allah SWT. 2. Ketakwaan Seperti yang di langsir didalam ajaran islam bahwa islam tidak mengehendaki seseorang yang hanya cukup beriman , akan tetapi harus digandengakan dengan perbuatan. Perbuatan yang dimaksudkan adalah; Ketakwaan. Iman dan Taqwa IMTAQ adalah kesaytuan yang tak dapat di pisahkan dan saling mengikat satu samalain, keduanya tidak dapat dipilih dan di pilah karena cirri cirri orang yang beriman adalah ia bertakwa dan sebaliknya orang yang bertakwa pasti ia beriman. Konsep ketakwaan berasal dari kata Taqwa dan adapun pengertiannya adalah mengikuti memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Mengingat definisi Taqwa ini, memang tidak mudah melakukan taqwa yang sebenarnya. Sebab melaksanakn semua perintah Allah adalah hal yang cukup berat dan di tambah lagi dengan menjauhi segala larangannya maka akan semakin bartambah berat. Utnuk itulah kita dituntut untuk selalu senantiasa meningkatkan ketakwaan dan aplikasinya di bingkai dalam bentuk ibadah yang dimana ibadah itu sendiri adalah bentuk ketundukannya kta terhadap Allah. Ibadah memiliki 2 defenisi yakni “ ibadah nahdlah atau ritual dan ghairu mahdlah atau ibadah social “. Ibadah ritual adalah ibadah kepada allah yang telah ditentukan tata caranya,syaratnya,dan rukunnya oleh Allah didalam ALquran atau hadits dan pelanggaran terhadap tata cara atau ritualnya dapat membuat ibadah itu tidak sah. Sedangkan ibadah social adalah ibadah yang jenis atau macamnya tidak ditentukan baik oleh ALquran atau pula sunnah rasul. Ibadah social menyangkut tentang perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang manusia atau mukmin selama tidak terdapat larang di dalamnya dengan niat karena Allah SWT. Adapun beberapa ciri-ciri orang yang Taqwa adalah - Ia memiliki lidah yang menjadikannya selalu sibuk berdzikir kepada Allah,serta memperbincangkan Alquran serta ilmu-ilmu yang bermanfaat - Ia memiliki hati atau perasaan yang tidak memelihara perasaan dengki, permusuhan atau iri hari terhadap sesamanya - Pendangannya tidak memandang kepada yang haram di dunia karena nafsu tetapi ia memandangnya sebagai I’tibar contoh - Perutnya tidak di masukkannya yang haram - Tangannya tidak di panjangkan kearah yang haram - Telapak kakinya tidak digunakan ketempat yang penuh dengan maksiat dan - Ketaatannya murni karena Allah. Amalan- amalan seperti ini tidak mudah untuk dilaksanakan namun bagi mereka yang benar –benar menginginkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak maka semua itu tak akan menjadi berat baginya meski harus berusaha keras sedikit demi sedikit demi menanam rasa ketaqwaan hingga mendarah daging, terbiasa melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala Larangannya dan dampak dari usaha itu akan mendapatkan jalan kemudahan dalam memecah setiap persoalan dan diberi rezeki yang datangnya tak diduga duganya. QS. Ath Thalaaq 2-3 yang berbunyi barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan rezeki dari arah yang tidak disangka sangkanya. QS. Al Hasyr 59 18 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Jika kita perhatikan, takwa adalah merupakan kaidah yang terdiri dari suruhan amar dan larangan nahyi maka kelaksakan amar ganjarannya adalah pahala reward dan sebaliknya melaksanakan nahyi berdampak siksa punishment . Orang yang melaksanakan ketakwaan disebut “ muttaqiin “ sehingga disetiap ibadah ritual pada akhirnya akan menacapai derajat Alquran sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa,berpuasa dan shalat yang dilakukan bedampak pada amar ma’ruf nahyi mungkar, naik haji agar menjadi haji mabrur. Artinya semua berdampak kebajikan yang dibingkai oleh ketakwaan. Jadi sebagai kesimpulan bahwa keimanan itu berada pada Qalbu jiwa yang di aplikasikan melalui ketakwaan yang di wadahi oleh dua 2 bentuk ibadah yaitu “ mahdlah dan Gair Mahdlah “. Demikianlah penjelasan singkat tentang Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan diatas semoga bermanfaat dan dapat bernilai ibadah disisi Tuhan yang Maha Esa aammiinn.. "Terimakasih serta sukses selalu menyertai anda " Copyright 2012 – KEIMANAN DAN KETAKWAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama IslamDosen Pengajar Sugeng Santoso, MAG DISUSUN OLEH M. FIRMAN AKBAR BISNIS CM. LUDVI RAKHMAWAN BISNIS CILMU ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU ADMINSTRASIUNIVERSITAS BRAWIJAYASEPTEMBER 2012 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan2 Copyright 2012 – Daftar Isi A. Pendahuluan ........................................................ 3B. Isi ........................................................ 4-91. Pengertian Iman ..................................................... 42. Wujud Iman .. ..................................................... 63. Proses Terbentuknya Iman .................................... 64. Tanda-Tanda Orang Beriman ................................ 75. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan ....................... 8C. Penutup ........................................................ 10D. Daftar Pustaka ........................................................ 11 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan3 Copyright 2012 – A. Pendahuluan Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain ataudengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosialmanusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidakmengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlaksangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanandan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengankata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pulaakhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utamauntuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensiyang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalandengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah olehlingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknyapotensi itu akan hilang secara ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, olehmasyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yangsebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalumenganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai artibahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkanhal tersebut berjalan begitu saja.

pertanyaan tentang keimanan dan ketakwaan